Jumat, 20 Juli 2012

cintaku di putih abu-abu

Pagi hari begitu dingin, membuatku merasa sulit untuk bangun dari nyamannya kasur berselimut hangat. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar kamar, “ ratna cepat bangun, sudah jam setengah 7 nih, kamu tidak mau berangkat ke sekolah , ini kan hari pertamamu masuk sekolah “ kata seorang wanita. “ iya buu sebentar lagi” iya memang hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah, sekarang aku sudah beranjak menjadi dewasa, senangnya. ku kuatkan diriku untuk bangun menuju ke kamar mandi setelah itu ku kenakan pakaian sekolahku, ku lihat diriku di kaca, kuperhatikan penampilanku. Betapa kunantikan saat-saat ini, berpakaian putih abu-abu, mulai merasakan menjadi gadis remaja.
 Ku berjalan menuju ke ruang makan di sana sudah ada ayah dan ibu.
“ratna bagaimana? Apa kamu gugup?” kata ayah
“ ada sedikit sih ayah, gugup banget hari pertama masuk sma” sambil memakan sarapannya.
“ tidak usah gugup begitu ratna, nanti juga sudah biasa, tapi sekarang kamu harus lebih jaga diri?” ucap ayah.
“iya ayah tenang saja” balasku sambil tersenyum.
“kalau begitu aku berangkat dulu ayah, ibu” sambil mencium tangan ibu dan ayahnya.
“hati-hati ratna, emang kamu betul tidak mau diantar ayahmu di hari pertamamu sekolah?” ucap ibu
“tidak usah bu, aku pergi diantar bang ujang aja, kalau gitu ratna berangkat dulu, nanti ratna telat, kan tidak lucu telat di hari pertama masuk sekolah?” berlaari menuju ke mobil.
“iya, hati-hati”

tiba di depan sekolah aku turun dari mobil, aku merasa begitu degdegan, ku lihat suasana sekolah ku, begitu ramai. Aku  mulai masuk menuju ke kelas yang sudah aku datangi 2 hari yang lalu. Di dalam sudah terlihat siswa-siswi  mulai berkenalan satu sama lain, kecuali terlihat seorang cowok dengan penampilan urakan, hanya diam duduk dengan gaya kaki di angkat ke atas meja, dia hanya tertunduk ,dengan rambut acakan,” apa dia tidak pernah pake sampho yah, atau dia tidak pernah mandi, kucel banget sih gayanya”pikirku dalam hati. Tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang, “ woi.............” teriak seorang gadis. Terang saja aku langsung kaget dan untung saja aku tidak punya penyakit jantungan, kalau punya bisa mati di tempat gue. Aku berbalik ke arah gadis itu, ternyata dia adalah desi, teman ku saat gue di mos beberapa hari lalu, dia itu sungguh manis tapi cerewet banget aku ajha sampai capek dengerin ocehannya tapi dia sangat baik, dia adalah teman pertama gue di sini. “hai, kamu bikin kaget ajha..?”.”hehehe maaf, lagian kamu pake ngelamun sih, lagi ngeliatin apa sih serius banget ( menoleh ke arah cowok yang ku perhatikan tadi ), owh ngeliatin terry, kamu naksir yah sama dia, ayo ngaku.. ngaku...???”,” wah jangan sembarang bilang dong, aku Cuma aneh aja liat dia, liat deh penampilannya, emang kamu tidak ngerasa gitu?”kataku,” iya sih, tapi dia memang begitu, semenjak kita mos dia sering menyendiri, di suruh sama kakak kelas dia malah tidak peduliin, sampai kakak kelas itu marah sampai celoteh beribu-ribu kali, dia tetap aja tidak peduli, aneh kan dia, tapi katanya dia itu anak dari pengusaha kaya raya, tapi kok gayanya kaya gitu yah, aku sih tidak percaya dia anak orang kaya. Lho setuju kan?” aku hanya ngangguk ajha sambil senyum, memang sih teman aku ini sudah cerewetnya minta ampun di tambah tukang gosip lagi,, tapi aku senang berteman dengan dia, supaya aku tidak merasa kesepian.

Hari ini sekolah telah bubar, belum ada pelajaran hanya perkenalan saja, tapi yang parahnya ternyata cowok tadi yang namanya siapa lagi turri,,,,tersy,,,, tenri,,,,terrrr apa sih?????? “ terry” ucap desy,”iya betul itu, susah banget sih namanya,dia itu berani banget sih ngelawan guru,hanya perkenalan aja tidak mau, kok dia bisa sih masuk di sekolah ini, inikan sekolah terfavorit, termahal lagi...!!!!” ,” ratna,, ratna...”menunjuk ke arah belakangku , “ ada apa sih..? kok muka lho jadi takut gitu,” saat ku menoleh ternyata terry sudah berdiri di belakang ku, dia menatap ku, begitu menakutkan, dia tiba-tiba menendang meja di depan ku dengan begitu keras, aku tersentak kaget dengan kelakuannya, tiba-tiba ku lontarkan suara keras kepadanya “ hei dasar cowok tak tau diri, kurangajar, bencong beraninya sama cewek...  :p “,” hei ratna kenapa lho bilang gitu, gimana kalau dia berani mukul cewek bisa habis lho di hajar dia”ucap desy dengan suara ketakutan. Cowok itu menoleh dan berjalan kembali ke arahku, dia menarikku dengan keras dari bangku dan membawaku pergi, tidak tau dia mau membawaku ke mana, saat ini aku hanya merasa sangat takut, apa yang akan di perbuatnya olehku, sekarang sekolah sudah mulai sepi. Tanpa ku sadari aku melewati perpustakaan sekolah dan sekarang aku berada di aula, di menyandarkanku ke tembok, aku merasa takut dengan sikapnya dan tatapannya itu, dan dia mulai mendekatiku, aku mulai brfikir negatif dengan apa yang akan dia lakukan, mulai ku keluarkan suara dengan sedikit takut,” kau mau apa,,,, hah...  jangan macam-macam lho atau aku teriak, ku laporkan kau ke kepala sekolah supaya kau di keluarkan” suaraku terdengar terbatah-batah karena merasa ketakutan, dia semakin dekat ke arahku,” apakah dia akan menciumku” pikirku dalam hati, aku berteriak minta tolong, tapi suasana begitu sepi, tiba-tiba dia membungkam mulutku dan berkata “ apa kamu berfikir aku akan mencium mu (tersenyum sinis), aku tidak akan pernah ngelakuin itu sama cewek norak seperti kamu” pergi meninggalkan ku, aku hanya diam mendengar ucapannya itu, “ apa dia bilang tadi, gue norak, hah tidak salah tuh,,,,gue tidak norak, kamu yang norak, dasar menjengkelkan (berteriak dengan keras ke arah cowok itu) “.
“ratna.......” terdengar suara desy memanggilku. “kamu tidak apa-apa, apa ada yang luka, mana tuh cowok biar gue hajar beraninya sama cewek,,,?” “ tadi aja loh takut giliran dia pergi lho malah berani, ke mana aja lho tadi,,?”, “ sorry rat, aku cari bantuan, ini ada kak roby, tadi ketemu dia di depan gue panggil aja untuk bantu kamu, karena guru udah pada pulang”
“iya tadi teman kamu panggil saya, katanya temannya di bawa lari paksa sama cowok, jadi gue langsung aja cari ke seluruh sekolah taunya di sini, terus cowok itu ke mana??” ucap kak roby.
“owh dia sudah pergi kak”,” tapi kamu tidak apa-apakan?”,”iya kak aku tidak apa-apa, makasih yah? Mata kami saling bertatapan, manis banget sih, nih cowok, jadi kagum gue. Tidak kayak cowok tadi ngejengkelin banget. “ hei kok pada diam gitu” ucap desy. Aku langsung tersadar dari lamunanku, begitu juga kak roby. Kami saling tersenyum, “ kalau gitu aku pulang dulu yah kak,,?” ucapku, “iya hati-hati yah, sampai jumpa besok”. Aku beranjak pergi dari sana bersama dengan desy, aku kepikiran ma kak roby, betapa manisnya dia, kayaknya aku mulai suka deh sama dia, apa dia juga begitu yah, bukannya geer nih gue juga terbilang cewek yang tidak jelek-jelek amat dengan bentuk tubuh yang bagus, putih, mata bulat, hidung mancung, dan bibir kecil, dan bukan hanya itu udah banyak lagi cowok yang udah nembak gue tapi gue tolak karena belum ada yang sreek gitu, tapi pertama ketemu ma kak roby langsung kepikiran terus, apa ini yah yang namanya jatuh cinta, hehehe. “ hei ratna kok kamu senyam senyum sendiri sih, jangan-jangan kamu udah gila yah gara-gara di bawa lari sama sih cowok kucel itu, jadi serem nih...” ,, “ jangan asal omong deh kamu, aku lagi mikirin kak roby, dia itu manis banget yah, udah baik lagi, kayaknya aku naksir deh sama dia.... (tersenyum kembali ), hei kamu kok diam sih?”tanyaku. “ oh tidak apa-apa, eh itu dia penjemputku datang, kalau gitu aku duluan yah ratna, sampai ketemu besok??” melambaikan tangannya ke arahku, ku balas lambaiannya itu, dan ternyata bang ujang sudah ada sejak tadi menungguku di pintu gerbang,
“ non kok, pulangnya lama banget, teman-temannya yang lain aku liat udah pulang tuh non?”
“maaf deh bang ujang, tadi ada kejadian menyeramkan gitu di sekolah”
“hah, emang di sekolah non, ada setannya yah, ngeri banget sih?” ujar pak ujang ketakutan sambil menjalankan mobil.
“ini sih melebihi seramnya setan pak ujang, tidak usah di bahas deh, bikin jengkel kalau ngingat kejadian itu lagi”

 setibanya di rumah,
“ibu... ibu... ratna pulang nih ...!!!” berlari masuk ke rumah, “ratna jangan lari gitu dong kamu kan sudah gede jadi harus bisa jaga sikap”
“tapi kan tidak apa-apa bu, ini kan di rumah kita sendiri.”
"dasar anak ibu ini, kamu kenapa sih lari-lari begitu, gi mana sekolahnya tadi,?"
"lumayan sih bu, dapat teman, tapi dapat musuh juga, ( dengan nada kesal)
"kok bisa sih baru hari pertama sudah dapat musuh, bagaimana ceritanya?"
"tidak usah di ceritain deh ma, habis ngejengkelin banget kalau di inget-inget" ucapku kesal, sambil berjalan meninggalkan ibu, menuju ke kamar, setelah ku ganti pakaian ku, aku mulai berbaring di atas kasur ku, sambil memerhatikan ke arah atas tapi pikiranku berada di tempat lain, " kenapa sih tuh cowok galak amat, pake ngatain gue norak lagi, emang dia tidak nyadar apa dengan pakaiannya sendiri huf dasar, tapi baru pertama kalinya aku ngelihat dia sedekat tadi, ternyata dia manis juga,,,,,,,,, hei lagi mikirin apa sih ratna, kok jadi muji dia, mending mikirin kak roby yang nga ada kalah manisnya di banding cowok kasar itu, malah seribu kali manis, hehehe, jadi pengen ketemu lagi...

keesokan harinya di gerbang sekolah aku melihat kak roby, kok dia masih di sini yah, ku sapa aja dia,
"kak kok masih di sini sih...? lagi nungguin pacarnya yah...?"
" tidak kok, aku tidak punya pacar, aku di sini lagi nungguin kamu..." dengan senyumnya dia melontarkan kata-kata itu kepadaku membuatku jadi begitu malu, apa aku lagi mimpi. "hahaha, muka kamu merah tuh, tidak kok aku cuma bercanda aku di sini lagi tunggu teman aku, ada yang mau aku urus untuk ulang tahun sekolah kita nanti"ucap kaka roby , wah jadi malu-maluin deh sekarang kok gue kepedean banget sih, dasar ratna, muka loh mau di taro di mana ( sambil memukul kepalanya sendiri),,,
"ratna kamu kenapa, kamu sakit yah, kok kepala kamu di pukul gitu sih, mau aku antar ke uks" tanya kak roby dengan kawatir
"hah, nga kok kak, aku cuma agak sedikit pusing mungkin karena matahari, kalau gitu aku masuk duluan yah kak?"
"ya udah kalau gitu, kamu hati-hati yah nanti kalau kepala kamu masih sakit, kamu bilang ajha sama kakak?"
aku hanya tersenyum, dan pergi meninggalkannya, tiba di depan kelas aku pergi menghampiri desy yang sedang berbincang dengan teman yang lainnya,
"lagi bicarain apa sih, heboh banget..?"ucapku nyambar.
"gini sayang, si terry masuk kantor polisi, katanya dia habis berkelahi kemarin"ucap boy dengan gayanya yang lebay
"ih apaan sih lho panggil sayang.. sayang... "
"jangan marah gitu dong, aku itu udah jatuh cinta ma kamu pada pandangan pertama, kayaknya kita jodoh deh ( sambil mengedipkan mata ke arah ratna)"
"ih nga banget deh gue jodoh ma lho,"
"terima aja ratna, siapa tau kamu beneran jodoh lagi"
semua temenku serentak menggoda aku, jadi makin jengkel aja gue, tapi sukur aja, tiba-tiba ibu yasrah datang, selamat deh gue.
"anak-anak hari ini teman kita terry saputra tidak dapat mengikuti pelajaran karena ada masalah mendadak, jadi kita mulai saja pelajaran ini, nanti catatan salah satu dari kalian bisa di pinjamkan ke terry jika dia sudah masuk sekolah lagi"
"baik bu" serentak.
waduh bahaya banget sih tuh anak, tidak pernah di didik ma orang tuanya kali yah.
nyeremin........

****
jam istirahat, aku dan desi pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi sudah keroncongan, di kantin terlihat kak roby yang sedang asik berbincang dengan temannya, tapi sungguh hatiku saat itu terasa sakit karena temannya itu adalah seorang wanita, atau jangan-jangan bukan teman lagi, aku berjalan melewati kak roby tanpa meliriknya sedikit pun, ternyata dia menyadari keberadaan ku, dia memanggilku untuk bergabung dengannya di sana, tapi aku langsung tolak aja, dari pada harus sakit hati melihatnya dengan wanita ini, tapi desi dengan cepatnya menerima tawaran kak roby, tidak ngerti banget sih dia ma perasaan ku dasar. Terpaksa deh aku harus duduk. kak Roby memperkenalkan wanita itu kepada saya dan desy, ternyata dia itu bukan pacar kak roby, dia itu bendahara osis, dia lagi membicarakan masalah ulang tahun sekolah bersama-sama,namanya puteri,wanita itu terlihat cantik dan baik banget, tapi yang bagusnya lagi ternyata kak roby belum punya pacar, hatiku saat itu begitu senang karena aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan hatinya.

****
di perjalanan pulang saat asik-asiknya aku mengobrol dengan pak ujang, dia tidak memerhatikan seseorang yang sedang menyebrang jalan, tanpa sengaja laki-laki itu terserempet mobil. Aku dan pak ujang dengan ketakutan melihat itu, segera keluar dari mobil dan menyelamatkan laki-laki ituyang sudah di kerumuni oleh warga, segera pak ujang menaikkannya ke atas mobil, ku pangku kepalanya di pahaku, dengan lumuran darah ku perhatikan wajahnya sekilas, ternyata dia adalah teman sekelasku yang paling aku benci, ku suruh pak ujang untuk cepat-cepat, aku merasa takut jika terjadi sesuatu dengannya, walaupun aku sangat membencinya tapi dia adalah temanku juga.
setiba di rumah sakit, Pak ujang dengsan cepat menurunkan dia dari mobil di bantu oleh dokter dan suster lainnya aku berlari mengikuti mereka dengan perasaan sangat takut jika terjadi sesuatu dengannya, aku menelpon ibu agar segera datang ke rumah sakit, stelah beberapa menit, dokter keluar dari ruangan tempat terry dirawat, aku segera menghampirinya dan bertanya tentang keadaan terry saat ini,
“tenang dek, dia tidak apa-apa hanya luka sedikit di bagian kepala, kamu sudah bisa menjenguknya”
“makasih dokter”
aku segera masuk ke dalam dan pak ujang menunggu di luar jika ibu sudah datang. Ku lihat terry masih terbaring di atas kasur yang bersepraiakn putih, ku lihat perban di kepalanya, betapa bersalahnya diriku, kenapa aku harus mengajak bicara pak ujang saat dia sedang mengendara. Tiba-tiba ku lihat dia membuka matanya, aku langsung menghampirinya dan menanyakan keadaannya, dia kaget melihat aku ada di sana.
“sekarang aku ada di mana, kenapa kamu ada di sini?”
“kamu ada di rumah sakit, maaf ter, supir aku tidak sengaja menyerempetmu, itu semua salahku maafkan aku”
dia tanpa membalas ucapanku, segera bangkit dari tidurnya,
“kamu mau ke mana?”ucapku
“aku mau pergi”
“kamu masih belum sehat, istirahatlah sebentar lagi, tunggu aku belikan makanan, kamu tidurlah dulu, (dengan membaringkannya kembali ke kasur), ingat jangan ke mana-mana?”
aku segera pergi membelikan makanan dengan berlari, ketika aku kembali aku melihat di ruangan tampak kosong tak terlihat siapapun, ku coba cari di kamar mandi, dia juga tidak ada, aku berlari keluar mencarinya tapi tidak ku temukan dia,
“ke mana dia? Dia kan belum sembuh betul, keras kepala banget sih sudah di bilang tidak usah ke mana-mana”
dari kejauhan tgerlihat ibu datang bersama ayah di antar oleh pak ujang
aku langsung berlari memeluk mereka
“ ada apa nak, kamu tidak apa-apa, bagaimana dengan laki-laki itu, apa dia tidak apa-apa?” ucap ayah kawatir.
“saya juga tidak tau ayah, dia kabur, saat aku membelikan makanan untuknya”
“kabur, kenapa bisa,bagaimana ini,, aku sungguh kawatir dengan laki-laki itu”ucap ibu.
“iya bu, aku juga, dia adalah temanku, kalau dia pergi sekolah besok, aku akan menanyakan keadaannya, tapi kalau dia tidak ke sekolah aku akan ke rumahnya”
“ iya nak, biar pak ujang yang antar, sampaikan juga permintaan maaf kami, untuk orang tuanya”
“baik bu”
aku dan keluargaku segera pulang ke rumah.

****
di sekolah aku datang sekitar jam 7, agak cepat dari kemarin, karena aku datang setiap hari hampir jam masuk sekolah sekitar jam 7:20 gitu, tapi tidak pernah terlambat sih. Aku sekarang lagi nunggu terry, tapi tidak terlihat batang hidungnya sama sekali, yang ku lihat hanya desi yang datang menghampiriku.
“lagi nungguin aku yah?”
“ih geer banget sih loh, aku lagi nunggu seseorang”
“siapa sih, kak roby?”
“bukan”
“terus siapa dong, atau jangan-jangan boy yah?”
“aduh, nga banget deh, mendingan loh masuk aja duluan, ok”
“ok deh aku tunggu di kelas yah dengan pangeran loh itu” sambil tertawa meledekku
“dasar “
aku kembali lagi mencari-cari keberadaan terry apa dia datang atau tidak yah, tiba-tiba ada seorang cowok yang mengagetkanku,
“lagi nungguin siapa sih, dari tadi aku liatin kamu celengak celinguk kayak lagi nungguin seseorang emang siapa sih, aku lewat aja tidak di tegur, liat pun tidak?”ucap seorang cowok yang sedang aku taksir.
“tidak kok kak, maaf, aku lagi nungguin seseorang”
“siapa? Pacar kamu yah, kamu sudah punya pacar?”
“bukan kok kak, hanya teman”
“owh bagus lah, aku temanin yah”
“bagus kenpa kak, tidak usah di temani lagi, kan sebentar lagi jam masuk, nanti kak roby telat?
“hmmm,(tersenyum ke arahku) tidak kok, aku temanin yah”
suara lonceng masuk sudah berbunyi, setiap siswa berlari masuk ke kelas masing-masing
“itu lonceng masuk kak, mendingan kita masuk aja yah, mungkin dia tidak datang ke sekolah”
“ya udah kalau gitu, aku antar yah sekalian aku mau ke ruang kepsek dulu”
“ya udah kak”
aku masuk ke kelas di antar oleh kak roby, setelah itupun dia berjalan menuju ke ruang kepsek
semua siswa di kelasku melihat kejadian itu, boy, yang ku rasa juga suka padaku, menatap ke arahku, dengan perasaan penuh tanya, dia menghampiriku.
“kamu pacaran yah sama kakak kelas itu?”
“tidak kok, tadi aku ketemu ma dia di depan mumpung jam masuk kita sama-sama saja ke kelas”
“tapi kan kelasnya bukan di sini, tapi di atas?”
‘iya sih tapi katanya dia mau ke ruang kepsek dulu, jadi sekalian antar aku, kan jurusannya sama”
“owh gitu yah, aku jadi lega, ya udah kalau gitu silahkan masuk tuan putri”
semua teman sekelasku menatapku dengan curiga melihat tingkah boy kepadaku,”
“makin dekat aja nih”ucap salah satu temanku.
“hei bisa diam nga sih, kamu juga ngapain bertingkah kayak gitu, mau aku tonjok”
“galak banget sih” pergi ke tempat duduknya sambil tertawa
dasar lebay, mata keranjang.
 Aku pergi ke tempat duduk ku, ku lihat bangku terry masih kosong, di mana sih dia apa sakitnya tambah parah yah, aku bertanya ke desy mengenai rumah terry, kan dia biang gosip siapa tau aja dia tau rumah terry, tapi sayangnya ternyata tidak ada satupun yang tau dari teman-temanku juga, katanya, dia misterius banget, segitu misteriusnya kah, aku jadi penasaran, tiba-tiba pak ramlan datang, kami semua mengucapkan salam tiba-tiba pintu terbuka dan cowok yang sejak tadi aku tunggu akirnya muncul juga,
langsung saja dia masuk dan duduk di bangkunya, tampa mengucapkan sepatah katapun, dasar biang onar, tidak punya sopan santun banget sih, tapi pak ramlan hanya menggelengkan kepala melihat kelakuannya, guru ini memang sangat baik dan tidak pernah marah, tapi nilai yang jadi taruhan jika berurusan dengan dia.
aku menoleh ke arah terry, dia hanya tunduk, ku lihat perban di kepalanya sudah dia lepas, apa dia sudah sembuh, secepat itu, apa dia dari manusia planet, kembali ku perhatikan pelajaran di depan karena aku tidak pernah mau ketinggalan pelajaran,

****
jam istirahat desy menanyaiku kenapa aku menanyakan mengenai tempat tinggal terry, aku menceritakan semua yang terjadi kemarin, dia kaget mendengar itu,
“tapi kelihatannya dia sudah tidak apa-apa, kamu tidak usah perdulikan lagi”
“tidak bisa das, aku sudah menabrak dia kemarin, aku tidak yakin lukanya bisa sembuh secepat itu, aku akan menanyakan ke dia”
“hei ratna, apa kamu mau di perlakukan kayak kemarin-kemarinnya, di seret kayak kambing gitu, emang kamu tidak takut”
aku tidak memperdulikan ucapan desy, aku sekarang kawatir dengan keadaannya, aku pergi ke bangku terry,
“terry kamu tidak apa-apa, apa kamu baik-baik saja, aku ingin minta maaf soal kemarin, terus kenapa kemarin kamu kabur dari rumah sakit”
terry tetap diam
“kenapa kamu tidak menjawab ku, apa kamu baik-baik saja”
ku pegang kepalanya, takut jika kepalanya masih terluka parah, tapi dengan cepat terry menepis tangan ku dari kepalanya,
“jangan pernah dekati aku, aku sudah pernah bilangkan sama kamu”
“kamu kenapa sih, aku hanya ingin minta maaf apa ada yang salah, sikap apa sih yang kamu punya, keras kepala, sombong, di tambah, kelakuanmu dengan guru-guru seperti preman tau nga, emang kamu tidak pernah di ajari sama orang tuamu apa? bagaimana untuk bersikap dengan orang lain.”
dia tiba-tiba bangun dari bangkunya dan menatapku dengan tajam, apa aku salah ucap yah, atau mungkin aku terlalu melebih-lebihkan, aduh dasar ratna tolol, kan kamu hanya ingin minta maaf kenapa malah tambah bikin dia marah,
“iya aku tidak pernah di ajari bagaimana untuk bersikap, aku tidak pernah tau bagaimana untuk bersikap sama orang lain, dan aku tidak pernah merasa mengganggu hidup mu dengan sikap ku ini, kalau kamu tidak suka dengan sikapku, apa urusannya denganku, aku yang jalani hidupku sendiri, jadi jangan pernah dekati atau bicara dengan aku lagi ingat itu!!!!!(pergi meninggalkanku)
aku kaget dengan ucapannya itu, apa aku begitu keterlaluan yah, aduh kok aku semakin bersalah sih, apa aku harus minta maaf lagi, tapi katanya dia, aku tidak boleh dekati dia lagi, aduh bagaimana nih.
“ratna kamu tidak apa-apa?”
“iya des, tapi apa omongan aku tadi salah yah, aku membuatnya tersinggung sampai dia begitu marahnya sama aku”
“tidak kok ratna, kamu benar ngucapin seperti itu, supaya dia sadar dengan kelakuannya itu, hanya dia saja yang memang anaknya susah di atur, jadi tidak usah merasa bersalah lagi”
aku hanya diam.

****
setiba di rumah aku hanya merasa bersalah dengan kesalahanku membuatnya merasa sedih, berfikir mau minta maaf malah membuatnya tambah marah, jadi makin bersalah deh aku.
ibu mendatangi kamarku,
“ratna bagaimana dengan temanmu, apa dia tadi datang ke sekolah, bagaimana keadaannya?”
“iya bu, dia tadi datang ke sekolah tapi aku tidak tau apa dia baik-baik saja atau kenapa-kenapa?”
“kok bisa sih kamu tidak tau, kamu tidak tanya keadaannya dia, kamu tidak minta maaf yah?”
“aku sudah minta maaf bu, tapi dia malah marah, jadi aku juga kebawa emosi jadi marah-marah juga deh, jadi dia sekarang tambah jengkel sama aku, mungkin tidak mau bicara lagi sama aku”
“ya udah tidaak apa-apa, kamu minta maaf saja kalau emosi dia sudah redah, sekarang kamu pergi makan sana, mbo sudah bikinin makanan, tapi kamu ganti baju dulu”
“iya bu..”
ibu beranjak keluar dari kamarku. Setelah mengganti pakaian aku beranjak turun untuk makan, saat ini aku hanya makan berdua dengan ibu, karena ayah masih berada di kantor.
setelah sarapan, aku berfikir untuk keluar menenangkan diri di danau belakang rumah, di sana adalah tempat favorit aku, aku selalu merasa nyaman jika berada di sana, di sana tempat aku, ibu dan ayah selalu bersama-sama sewaktu aku masih kecil,
setibanya aku di danau aku merasakan ketenangan dengan pohon-pohon yang berdiri tegak dengan daun-daun yang menutupi sinar matahari, dan angin yang berhembus, membuat suasananya terasa begitu sejuk, aku duduk sebentar di bawah pohon menikmati pemandangan yang indah dengan angin yang meniup-niup rambutku, pikiranku sekarang sudah berada di tempat lain, aku mulai kepikiran dengan terry, bagaimana yah keadaannya, aku jadi makin bersalah, besok aku harus meminta maaf sama dia, terserah dia mau marah atau tidak, aku besok harus berusaha meredamkan emosiku, ingat ratna, besok harus minta maaf.
saat aku beranjak pergi dari tempat duduk ku, aku melihat sebuah gambar di pohon itu, inikan tulisanku sewaktu aku masih kelas 5 sd, saat itu aku menulisnya untuk seorang anak cowok yang mungkin saat itu juga dia seumuran dengan aku, saat itu dia sedang menangis di bawah pohon ini, dan aku melihatnya, saat ku hampiri dan bertanya kepadanya dia hanya diam sambil terus menangis, aku merasa kasihan dengannya, ku pegang tangannya dan ku ajak dia bermain, dia hanya mengikutiku, ku suruh dia menangkapku, kami tertawa bersama, saat itu sangat menyenangkan, kami bermain tebak-tebakan, dan dia selalu tidak bisa menjawab tebakan ku dan jika dia tidak bisa menjawab tebakan ku yang jadi hukumannya adalah hidungnya, aku merasa sangat senang waktu itu, dan saat itu ku tulis di pohon ini bentuk hati, aku tidak tau apa maksudnya waktu itu, ibu hanya mengatakan kalau itu bentuk kasih sayang kita, jadi saat itu ku gambarkan bentuk hati itu untuknya, dan kita berjanji akan menjadi teman selamanya, tapi sejak hari itu dia tidak pernah lagi datang ke menemuiku, saat itu aku merasa sedih, tapi semua itu sudah berlalu. Aku berfikir mungkin itu adalah cinta  pertamaku, pertama kali menggambarkan bentuk hati untuk seorang cowok, cinta monyet ku (tersenyum).